BANDUNG BARAT | METRONASIONALNEWS.com-, 16 April 2025 — Di tengah jargon pembangunan dan kesejahteraan yang kerap digembar-gemborkan, warga Kampung Ciwaruga, RW 3, Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpong, justru merasakan ironi pahit: pemerintah absen saat rakyat membutuhkan. Sudah empat bulan lebih tebing setinggi empat meter longsor di jalan kabupaten yang menghubungkan Kota Cimahi dan Kota Bandung, tapi sampai detik ini, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (Pemda KBB) masih bergeming.
Padahal, ini bukan jalan setapak atau gang sempit. Jalan kabupaten ini dilalui setiap hari oleh pejabat, pengusaha, akademisi, bahkan para jenderal. Namun sayang, tebing longsor yang mengancam keselamatan pengguna jalan justru dianggap sepele oleh pemerintah. Dua kali laporan dilayangkan oleh Kepala Desa Ciwaruga, Dadang Carmana, ke Kecamatan Parongpong dan Pemda KBB—namun jawaban yang diterima sebatas basa-basi: “Ya, ya”—tanpa aksi.
“Sudah diberitakan juga sebelumnya, tapi tetap saja tidak ada kepastian. Kami hanya dijanjikan, tapi realisasinya nol besar,” ujar Dadang dengan nada kecewa.
Keputusasaan warga pun mencapai puncaknya. Kusni, pemilik rumah yang tepat berada di bibir longsor, akhirnya nekat membangun kembali tebing itu dari kantong pribadinya senilai 40juta rupiah. “Kalau nunggu pemerintah, rumah saya bisa ambruk duluan. Mungkin Bupati baru belum tahu, tapi bagaimana dengan pejabat-pejabat sebelumnya? Dinas terkait pun seolah tuli,” kritiknya.
Ironisnya, biaya swadaya ini tidak kecil. Ketua RW setempat, Komar, menyebutkan pembangunan tebing menguras anggaran seorang warga hingga Rp40 juta. “Kami bukan minta belas kasihan. Kami hanya menuntut pemerintah menjalankan tanggung jawabnya,” tegasnya.
Situasi ini menyiratkan satu hal: di Bandung Barat, warga tidak hanya harus menjaga keselamatan sendiri, tapi juga membiayai infrastruktur yang seharusnya dibiayai negara. Jika longsor ini menelan korban, apakah pemerintah baru akan bergerak? Atau justru sibuk mencari kambing hitam?
Kini, masyarakat menanti—meski dengan napas panjang dan harapan yang nyaris padam. Apakah Pemda KBB akan bangun dari tidur panjangnya, atau membiarkan rakyat terus menambal kelalaian negara dengan keringat dan uang sendiri?
(Asep Eker)